Pertumbuhan pada anak selalu dikaitkan dengan berat badan saja. Jika anak-anak sudah terlihat berisi dan memiliki pipi yang tembem akan dikatakan sehat. Padahal pada kenyataannya pertumbuhan tidak hanya dilihat dari berat badannya saja. Namun juga pertumbuhan tinggi anak-anak. Semakin bertambahnya usia, anak-anak sudah seharusnya mengalami pertambahan tinggi pula.
Oleh karena itu, orang tua juga seharusnya juga menyadari jika anak-anak mereka sulit mengalami tinggi. Bisa jadi sebenarnya mereka mengalami kekurangan gizi, meskipun tubuh mereka terlihat sehat, segar dan gemuk. Kemungkinan anak Bunda terkena stunting. Lantas, apa itu stunting? Dan bagaimana efeknya terhadap pertumbuhan anak-anak?
Pengertian Stunting
Berdasarkan kementerian kesehatan, istilah stunting diartikan sebagai kondisi dimana tinggi atau berat anak-anak kurang dibandingkan dengan perkembangan umur mereka. Secara umum, stunting dikenal sebagai gangguan kondisi pertumbuhan anak dimana anak lebih pendek dibandingkan anak-anak yang lainnya.
Stunting hanya terjadi pada anak-anak yang mengalami kekurangan gizi harian yang berlangsung lama. Jadi, tidak selalu anak-anak yang memiliki tubuh pendek adalah stunting ketika gizi harian mereka cukup. Bisa jadi karena adanya kelainan yang lainnya.
Stunting ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya karena kurangnya asupan gizi harian, sering sakit atau terkena infeksi penyakit dan bayi yang memang lahir dengan berat badan di bawah normal. Asupan gizi bagi pertumbuhan anak-anak terutama anak-anak yang masih berumur 3 tahun ke bawah amatlah penting. Hal ini karena amat berpengaruh terhadap pertumbuhan pada fase berikutnya.
Anak-anak yang sering sakit atau sering terkena infeksi penyakit dapat dikategorikan stunting. Hal ini karena anak-anak yang dalam keadaan sakit umumnya akan kesulitan makan. Akibatnya nutrisi harian mereka menjadi tidak tercukupi. Sehingga, tubuh tidak dapat tumbuh secara optimal. Pertumbuhan tubuh yang tidak optimal ini nantinya akan mempengaruhi tinggi badannya juga.
Bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal umumnya mengalami stunting sejak dalam kandungan. Selama masa kehamilan, ibu sudah kekurangan nutrisi. Akibatnya, janin yang dikandungnya pun juga kekurangan nutrisi. Keadaan yang berlangsung lama ini dapat berlanjut hingga bayi dilahirkan. Akibatnya pertumbuhannya terganggu, bayi yang dilahirkan kekurangan berat badan.
Efek Stunting Bagi Pertumbuhan
Kesulitan Belajar
Anak-anak yang mengalami stunting adalah anak-anak yang mengalami kekurangan asupan gizi harian. Akibatnya, banyak nutrisi yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh namun tidak terpenuhi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan otak pada anak-anak. Akibatnya saraf pada otak tidak berkembang dengan baik. Lama-kelamaan anak-anak akan kesulitan belajar. Sehingga perkembangannya tidak optimal.
Perkembangan otak yang tidak maksimal dan mengalami gangguan belajar pada anak-anak akan mengakibatkan sulitnya menyerap pelajaran. Hal ini akan berdampak pada hasil atau prestasi mereka di sekolah. Sehingga, prestasinya menjadi selalu rendah.
Mudah Lelah dan Tidak Lincah
Kurangnya asupan gizi yang berkepanjangan berpengaruh pada simpanan energi dan kecukupan nutrisi pendukung pertumbuhan mereka. Sehingga, anak-anak yang mengalami stunting ini akan cepat sekali mudah lelah. Karena ย mudahnya lelah inilah menjadikan mereka menjadi kurang lincah. Kurangnya lincah anak-anak pada masa pertumbuhannya ini akan mempengaruhi psikologis mereka.
Mudah Terserang Infeksi Penyakit
Anak-anak yang kekurangan nutrisi pada usia 0-2 tahun amat sangat mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya. Hal ini karena mereka akan mudah sering terserang infeksi penyakit. Nutrisi yang kurang akan mempengaruhi pembentukan imunitas pada anak-anak. Mudahnya sakit ini akan membuat mereka kekurangan berat dan juga tidak dapat tumbuh tinggi secara optimal.
Tinggi Badan di Bawah Standar
Stunting kronis dan berjalan terus menerus dapat menyebabkan tinggi anak berada dibawah standar pengukuran yang dikeluarkan oleh WHO. Akibatnya, anak-anak tidak tumbuh sesuai dengan umurnya. Kejadian stunting yang tidak segera ditangani, akibatnya akan menjadi permanen. Sehingga, ketika mereka memasuki fase remaja tingginya akan dibawah rata-rata.
Kekurangan nutrisi pada masa-masa emas anak-anak ini memang menjadi pekerjaan rumah untuk orang tua. Apalagi jika orang tua merupakan seorang pegawai kantor yang harus masuk mulai dari jam 7 pagi hingga jam 4 lebih. Akibatnya, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak-anak tidak dapat dikontrol secara langsung yang menyebabkan anak-anak mengalami stunting.
Untuk mengatasi kekurangan nutrisi pada anak, Bunda dapat memberikan suplemen makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisi mereka. Salah satunya adalah dari tiens. Tiens merupakan salah satu merek suplemen kalsium yang dapat menunjang pertumbuhan tulang. Selain dapat memenuhi kebutuhan kalsium, tiens peninggi badan juga. Sehingga, Bunda mendapat manfaat yang ganda juga.